Pages

20 Hal Yang Bisa Menghancurkan Diri Sendiri


Dari buku Personality Plus, bisa disimpulkan kira-kira ada 20 sifat yang bisa menghancurkan diri sendiri, yaitu:

1. Bashful
Sering menghindari perhatian karena malu
2. Unforgiving
Sulit melupakan sakit hati atas ketidakadilan yang dialami, biasa mendendam

3. Resentful
Sering memendam rasa tidak senang akibat tersinggung oleh fakta/khayalannya

4. Fussy
Bersikeras minta perhatian besar pada perincian/hal yang sepele
5. Insecure
Sering merasa sedih/cemas/takut/kurang kepercayaan

6. Unpopular
Suka menuntut orang lain untuk sempurna sesuai keinginannya

7. Hard to please
Suka menetapkan standar yang terlalu tinggi yang sulit dipenuhi oleh orang lain
8. Pessimistic
Sering melihat sisi buruk lebih dulu pada situasi apapun

9. Alienated
Sering merasa terasing/tidak aman, takut jangan-jangan tidak disenangi orang lain

10. Negative attitude
Jarang berpikir positif, sering cuma melihat sisi buruk/gelap setiap situasi
11. Withdrawn
Sering lama-lama menyendiri/menarik diri/mengasingkan diri

12. Too sensitive
Terlalu introspektif/ingin dipahami, mudah tersinggung kalau disalahpahami

13. Depressed
Hampir sepanjang waktu merasa tertekan
14. Introvert
Pemikiran & perhatiannya ditujukan ke dalam, hidup di dalam diri sendiri

15. Moody
Semangatnya sering merosot drastis, apalagi kalo merasa tidak dihargai

16. Skeptical
Tidak mudah percaya, mempertanyakan motif di balik kata-kata
17. Loner
Memerlukan banyak waktu pribadi, cenderung menghindari orang lain

18. Suspicious
Suka curiga/tidak percaya kata-kata orang lain

19. Revengeful
Sadar/tidak sadar sering menahan perasaan, menyimpan dendam, ingin membalas
20. Critical
Suka mengevaluasi/menilai/berpikir/mengkritik secara negatif

5 Perbedaan Nafsu dan Cinta 18:00 Harian Sobek



1. Cinta itu membahagiakan, Nafsu itu membahayakan
Cinta yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan bagi orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akan berada pada kondisi yang membahagiakan. Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang membahayakan.Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan.

Cinta dan nafsu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Cinta adalah sisi positif, nafsu adalah sisi negatif dan uang itu adalah hubungan. Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan mengarahkan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga dan menyayangi pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan menyakiti. Lain halnya dengan orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang semu dan hanya berorientasi pada fisik, dalam hal ini sex. Yang justru akan menjerumuskan mereka ke dalam situasi yang membahayakan.

2. Cinta bikin kita ketawa, Nafsu bikin kita kecewa
Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Nah, ketika ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secara otomatis akan tumbuh juga rumput liiar (nafsu). Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa panen, orang ini akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanami padi (cinta) itu tadi berupa buah padi (kebahagiaan). Lain dengan orang-orang yang terkecoh yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati. Pada saat panen, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak enak dimakan (kekecewaan).

3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin diberi
Saya rasa maksud dari poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi. Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara otomatis keduanya akan menerima. Tapi kalau kita dan pasangannya inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) lalu siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi justru tidak ada yang akan diberi karena tidak ada yang ingin memberi.

4. Cinta ingin menyayangi, Nafsu ingin menggerayangi
Bagaimana cara kamu memperlakukan pasanganmu?
Dan bagaimana cara pasanganmu memperlakukan kamu?
Ini adalah cara termudah untuk membedakan mana cinta, mana nafsu..?
Landasan seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan pada bagaimana cara orang tersebut memperlakukan pasangannya. Orang yang menjalin hubungan dengan landasan cinta akan senantiasa memperlakukan pasangannya dengan cara-cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan selalu memberikan yang terbaik. Sebaliknya orang orang yang menjalin hubungan karena nafsu cenderung memperlakukan pasangan ke arah fisik. Setiap kali bertemu, inginnya menciumi dan diciumi, setiap kali berdua inginnya dipeluk dan memeluk, digerayangi dan menggerayangi, dan yang lebih parah lagi kalau sampai kearah hubungan sex.

5. Cinta yang terbaik, Nafsu yang terbalik
Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan dan selalu memperlakukan pasangan dengan cara-cara yang baik. Bagaimana dengan nafsu..? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan.

Kisah Dalam Mimpi



Malam ini semakin larut,mataku tak kuasa lagi menahan kantuk yang mendera ..walau begitu tugas yang diberikan pak budi kemarin harus aku selesaikan malam mini juga,tak bisa ditunda lagi,rasanya lama sekali aku mengerjakan namun tak kunjung selesai,kadang sampai kesal sendiri sambil ngomong-ngomong yang gak jelas,sejenak ku tengok kasur dan bantal yang ada di dekatku,Bantal dan kasur itu seolah-olah melambaikan tangannya memanggilku untuk segera tidur,namun mata ini tak boleh sedikitpun meredup,
”kali ini harus selesai,harus,pokoknya harus”
kataku dalam hati,walaupun mata dan fikiranku tak seirama lagi, mungkin karena aku terlalu lelah karena tadi bermain bola dengan teman-temanku.Mataku ini tak setajam mata pulpen yang ku gunakan untuk menulis,tulisan yang kubuatpun tidak sebagus tulisan yang yang ku buat diawal paragraph tadi,ini yang ku buat “Menulis Cerpen” sudah lama sebenarnya aku ingin menyelesaikannya, namun apa daya waktuku banyak tersita untuk hal-hal yang kurang bermanfaat,dan seharusnya waktu itu harus aku gunakan semaksimal mungkin,sejenak terfikir dibenakku ini
“kenapa ya,kita harus belajar banyak sekali materi pelajaran,sedangkan ketika kita lulus pelajaran yang sudah kita dapatkan itu jarang dipakai malah hanya hilang begitu saja” kataku dalam hati.
Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarku ”Ton,Turu-turu wes mbengi,sesok mu kan sekolah,arak tangi jam piromu mengko keawanen” itulah logat ibuku kalau sedang berbahasa jawa
“Iyo mak tanggung iki diluk meneh rampung”
Lalu ibuku berkata lirih “Yowes mengko nek arak turu lampune dipateni yoo !!”
Yo mak tenang wae
Walaupun sebenarnya aku ingin tidur,namun semangatku tak boleh turun seperti bulu mataku ini yang dari tadi naik-turun,ku serukan pada diriku, Hai mata jangan sekarang tidurnya,besok siang saja kalau sudah pulang tidurlah sepuasnya ..





Oke kali ini aku serius, dengan semangatnya aku menulis cerpen ini,sambil sesekali meletakan daguku diatas meja, namun akhirnya aku tertidur juga.Sungguh payah,aku tak bisa mengalahkan rasa kantukku sendiri.
Maka mulailah ceita cerpen ini, Di dalam tidurku aku bermimpi, dimana aku dibawa ke suatu tempat yang tidak asing bagiku yaitu “SEKOLAH”.
Bel telah berbunyi , waktunya para siswa untuk pulang, bunyi bel yang keras itu seakan-akan menelan suara temanku yang pada saat itu sedang bercerita padaku soal pertandingan bola tadi malam
“Ron tadi kau bilang apa ya, yang terakhir itu aku gak denger”
Dengan menghela nafas “Sudahlah lupain aja, yuk kita pulang”
“Tapi kayaknya aku gak bisa pulang sekarang Ron”
Loh Emang kenapa ?
Sambil memegang pundak Roni “Tadi pagi ibu menyuruhku,buat ngambil pakaian ditempat Londri,”
“Owh yasudah,aku duluan yaa .. jangan lupa nanti sore kita maen foodsal lagi di tempat biasa oke”
“Ya,aku dateng kok”
Cuaca hari ini sedang tidak bersahabat,panas sekali,panasnyanya seperti menembus kulitku,tubuhku banyak berkeringat sehingga ku putuskan untuk membeli sebotol minuman,”Ahh lega sekali setelah minum rasanya hausku ini sudah hilang” kemudian aku melanjutkan perjalanan.
Dengan sepeda motorku,aku melaju kencang dijalan melewati beberapa tikungan dan tanjakan,sudah “seperti pembalap saja aku ini kebut-kebutan dijalan” aku tertawa.
Bentangan sawah dengan anak sungai yang mengalir di tengahnya,menjadi pemandangan menarik bagiku selama diatas motor.Sudah 1,5 km aku berkendara masih 1 km aku akan sampai ketempat londri pakaian.






Tiba-tiba aku kaget dengan seorang anak perempuan yang memotong jalanku dengan sepedanya,mendadak aku injak rem lalu ciittt …. Bunyi rem motorku terdengar,rupanya tak sengaja gadis itu terserempet motorku,mulut ini tak bisa bicara, jantung ini rasanya mau copot aku khawatir dengan keadaan gadis itu apa dia baik-baik saja ? Lalu ku berhenti dan mendekati gadis itu yang sudah terjatuh ditanah.
”Maaf aku tak sengaja tadi,
Aku kaget melihatmu lewat saja didepanku, Kamu gak papa kan,apanya yang sakit?”
Mata gadis itu tertuju padaku, “Kamu kalau naik motor liat-liat dong,untung Cuma keserempet,kalau tertabrak kamu mau tanggung jawab!!!” rupanya gadis itu marah padaku,aku sungguh kaget dengan kejadian itu
“Aku minta maaf,aku gak sengaja aku lagi buru-buru,mari aku bantu”
Sambil membereskan pakaian yang tercecer
“Gak usah, lain kali kalau jalan liat-liat makanya” aku Cuma bisa diam dan melihat gadis itu pergi begitu saja dengan sepedanya yang membawa banyak pakaian. Lalu kuputuskan untuk melanjutkan perjalan,
Tinggal 150 m lagi aku sampai dirumahnya PakHandoko,selama diperjalanan aku masih teringat-ingat dengan kejadian tadi,aku terus saja memikirkan gadis bersepeda itu.Aku telah sampai dirumah Pak Handoko tempat aku melondrikan baju.
Aku melihat Pak Handoko yang waktu itu sedang menjemur pakaian
“Assalamualaikum”wah lagi sibuk ya Pak ?
Gimana pak londrian kemarin yang saya titipkan sudah selesai ?
Pak Handoko sejenak meninggalkan pekerjaannya lalu mengajakku duduk dan berkata,
“Sebentar ya nak, Bapak ambilkan dulu pakaiannya” tunggu sebentar disini
“Iya pak” sambil menunggu aku melihat-lihat pekarangan sekitar pak Handoko,Rumah Pak Handoko yang tak sebegitu besar itu rupanya mempunyai pekarangan yang luas, pohon yang rindang dengan berbagai tanaman bunga yang ditanam pak Handoko membuat pikiran ini segar dan tenang,Ku tarik nafas panjang lalu ku hembuskan,segar sekali udara disini.



Telinga ini rupanya mendengar suara bel sepeda berbunyi kring-kring .. aku coba cari tau siapa yang mengendarai sepeda, aku kaget mendapati gadis yang aku tabarak tadi masuk kepekarangan pak Handoko,dan tidak sengaja melihat aku.
“Ngapain kamu disini,mau nabrak aku lagi” gadis itu berkata dengan sinis kepadaku
“Aku kan mau ngambil pakaian,trus kamu ngapain disini ?
“ini kan rumahku”
Aku tak sedikitpun berkata-kata lagi,Pak Handoko terlihat keluar dari rumah dengan membawa baju cucianku.
” Nak ini Bajunya,ongkosnya 30 ribu ngomong-ngomng ada apa ini kok Rani sama kamu Ram,kalian udah kenal ya”
Oh belum kok Pak,malah saya baru tau kalo Rani tinggal sama Bapak,mata ku tertuju pada Rani
Kamu jangan sok kenal deh, emang siapa kamu? Belum puas udah nabrak aku tadi?
Rani terlihat sangat marah padaku, aku tak enak jadinya terutama pada pak handoko ayahnya,Rani pergi meninggalkan kami berdua dan masuk ke rumah, dengan sebisanya aku menjelaskan kepada pak handoko tentang kejadian tadi.
Pak Handoko memaklumi hal itu “Rani memang seperti itu agak sensitifan orangnya tapi dia anak yang baik” Pak Handoko banyak bercerita tentang anaknya tapi saya tetap harus minta maaf pada Rani dan Bapak atas kecerobohan saya” aku menundukan kepala
“Sudah sudah tidak apa-apa kok nak,yasudah sekarang kamu pulang nanti dicari’in ibumu”
“Iya Pak,makasih ya pak, ini Ongkosnya saya pamit dulu” sambil memberikan uang pada pak handoko
Aku masih saja kepikiran tentang Rani,kenana dia sangat marah padaku,padahal aku sedah berusaha meminta maaf padanya,namun setiap aku berkata tak pernah didengarnya,dibalik itu semua bayangan wajahnya seringkali melintas dipikiranku,Walaupun Rani galak,tapi dia gadis yang cantik dan pintar,kadang aku tersenyum sendiri kalau mengingat kejadian tadi.
Seperti biasa Sore ini waktunya aku bermain foodsal dengan teman-temanku, tidak seperti biasanya terkadang aku yang harus boking lapangan namun kali ini si ardi yang sudah boking lapangan.





Aku yang waktu itu sudah mempersiapkan semua,kita janjian untuk berkumpul di lapangan waktu itu. Aku sudah siap dengan sepatu foodsal yang baru-baru ini ku beli, tidak seperti biasanya hari ini aku sangat bersemangat. Ku hidupkan motorku lalu motorkupun melaju kencang diatas aspal yang sudah lama tidak ada perbaikan jalan,yang membuat semua orang melihatnya tidak nyaman
Aku melewati melewati beberapa pematang sawah dan tiba di jembatan yang menghubungkan desaku dengan desa Rani,tidak sengaja aku alihkan pandanganku kebawah jembatan dan aku mendengar suara
“Tolong-tolong aku tak bisa berenang,tolong aku” sayup-sayup suara itu terdengar beberapa kali aku berhenti sejenak untuk mencari tau siapa yang memanggil-manggil, pada saat itu juga tidak ada penduduk desa yang melewati jembatan itu,mataku melihat keberbagai sudut, kudapati Rani pada saat itu tenggelam disungai karena tidak bisa berenang
Hatiku berkecamuk “apakah itu rani,apa aku tidak salah lihat,kenapa dia bias disini didekat sungai yang jelas-jelas arusnya jelas” entah apa yang ada dipiranku,spontan saja aku melompat dari atas jembatan bak seorang pahlawan menyelamatkan seseorang,padahal aku sendiri takut pada ketinggian.
Byuurr, percikan air memancar kemana-mana aku terbawa arus dan mencoba mengejar Rani yang jauh hanyut didepanku,aku kawatir kalau dia kenapa-napa,sayup sayup suara rani terdengar,kepalanya kadang terlihat dipermukaan kadang hilang,
Jarakku suah tidak jauh darinya,aku berteriak
“Rani ulurkan tanganmu” namun tangannya tak sampai kuraih
“Gerakkan kakimu rani” dan akhirnya tangannya berhasil kuraih lalu aku bawa menepi.Rani terbatuk-batuk karena banyak menelan air,nafasnya dalam dan tersengal-sengal
“Untung ada kamu aku jadi selamat,entah bagaimana keadaankua kalau tidak ada kamu waktu itu,mungkin aku sudah mati terbawa arus sungai ini, makasih ya”
Aku menarik nafas mencoba untuk mengeluarkan sediki suara ku, sudah lama aku tak berenang,sehingga aku sangat kelelahan.




“Iya sama-sama” sebentar terdiam diantara kami,seakan-akan waktu telah berhenti
“Memang kamu ngapain disungai ini,kenapa bisa sampai terjatuh”
“Mesin cuci ayahku sedang rusak jadi aku mencuci disungai” aku terpeleset hingga aku jatuh ke sungai, mungkin ayahku sedang khawatir sekarang dia mencariku”
“Ayo aku antar kamu pulang” aku menasehati Rani, lain kali kalau mau nyuci jangan disungai ini arusnya deras dan dalam,terus mana sepedamu?”
“Disana bersama cucian yang ku bawa” dia hanya menundukan kepalanya mungkin dia takut dengan kejadian tadi”
“Yasudah yok kita ambil”
Kemudian aku mengantar rani pulang kerumahnya, disana pak handoko sudah sudah sangat kawatr dengan anaknya, lalu aku bicara banyak tentang Rani dengan pak handoko, Didapur rupanya Rani sedang membuatkan secangkir teh untukku dia datng lalu duduk didekat ayahnya,dari situ hubungan kami akrab .Aaku tau Rani adalah anak yang baik,setiap pulang sekolah ia selalu membantu orang tuanya mencuci pakaian. Ibunya sudah lama meninggal sejak umur rani baru 6 tahun.
“Maksih ya, udah mau nolongin aku,
Padahal kemarin kan aku baru marah-marah padamu”
“Sama-sama,kebetulan tadi aku ingin ke lapangan tapi melihatmu tenggelam, jadi langsung saja aku menolongmu”
Rani tersenyum,”Owh terus kamu gimana main foodsalnya”
“Owh iya, yasudah aku pamit dulu ya, dari tadi sudah ditunggu temanku” sambil menggendong tas yang berisi sepatuku.
Aku berpamitan dengan Pak Handoko “Hati-hati ya nak”. Diperjalanan aku selalu teringat pada Rani,dia begitu membuatku kagum
Aku telah sampai dilapangan, untung saja aku belum telat, posisiku jadi keeper sudah menjadi tugasku,permainan bermain seru ,skor sementara adalah 5-4, dimenit-menit terahkir gawang ku diserang bertubi-tubi, Beni menendang bola hingga mengenai kepalaku hingga aku terjatuh, aku tidak ingin main lagi sakit sekali rasanya kepala ini, kemudian kuputuskan untuk pulang kerumah.



Aneh rasanya,sepanjang jalan kenapa hati ini selalu bergetar,entah apa yang ada dipikiranku saat ini yang jelas aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya,Rani yang selama ini aku menggap dia galak ternyata hatinya lembut bagai kain kapuk, begitu menarik ketika aku memperhatikanya, rupanya hati ini tak bisa berbohong aku mulai menyukainya,dan sekali lagi hanya sebatas suka. Hp ku bergetar dan berdering rupanya ada sms, ternyata sms dari Rani
“Asslmualaikm Ton, ini Rani
Sore nti km ada acr gk ?
tmenin aku yuk tmpt Pakde Hasan
aku diajak mincing ikan ni, kmu mau kan?”.
Aku sedikit kaget dengan sms Rani yang tiba-tiba saja mengajaku, dalam hatiku aku terfikir-fikir “Padahal sore ini aku janji dengan Ajis ingin belajar Matematika,tapi tak apalah besok lagi belajarnya, hehe sekarang jalan dulu dengan Rani” aku balas sms Rani
“Boleh, kbtulan hari ini aku lgi gk ada acra, Oke jam brp ?”
“Jam 4 ,Wah jarang-jarang ni kita diajkin mincing, ikannya besar-besar lagi Ton
Oke,aku tunggu ya”
Hari ini aku begitu bersemangat, melebihi semangat 45, udah semangat 100 mungkin? Rasanya capek sekali hari ini, aku ingin beristirahat sebentar,kunyalakan TV dirumah,sambil menyaksikan acara di TV tidak sengaja aku tertidur, dan pas sekali jam 4 aku terbangun,aku langsung ke belakang untuk mengambil kail, dengan kondisi masih agak sedikit ngantuk aku menghidupkan motor dan langsung menuju rumah pak Hasan …
Aku sangat menikmati perjalan ini,lagu “Iam Yours”mengiri perjalanku, Musik yang kuputar pada hapeku seperti mempercepat langkahku ke rumah pak Hasan,dan akhirnya akupun tiba di Rumah Pak Hasan,Rani sudah enungguku disana.
Aku berjalan menuju tepi kolam dan menyapa Rani
“Hai udah lama ya ? Maaf ya nunggu lama”
“Gak papa lagi,aku juga bru sampe kok,kamu bawa pancing kan ?”
Dan aku menunjukan Kail yang aku bawa
“Ini, Wahh udah lama banget aku gak mancing”
“Tenang,ini kan kolamnya Pakdeku jadi kita boleh mancing berapa aja”


Tidak hanya kami, ternyata ada saudara-saudara Rani yang Lain,reuni kelurga rupanya ..aku sedikit tak enak karena disini keluarga Rani semua, Aku dan Rani memilih tempat mancing yang agak jauh, dibawah pondok-pondokan yang aku kira banyak ikan disana.dan aku turun kebawah memasang umpan dan melemparnya
“Asik yaa mancing bareng-bareng gini, banyak temennya”
“Iya dong, kalau kita dapat ikan banyak nanti langsung dimasak disini”
Aku banyak ngobrol dengan Rani,bertanya tentang sekolah,keluarga,dan teman-temanya,semakin akrab saja hubungan kami,aku merasa seakin lebih dekat dengan Rani
Rasanya Dunia ini milik berdua saja,”YANG LAIN NGONTRAK” lalu aku berkata pada Rani
“Ran, ee boleh aku bilang sesuatu?”
“Bilang aja Ton,ono opo ?”
“Dari pertama aku liyat kamu,aku..aku..aku..”
“Aku apa ?”
Tiba-tiba kailku ditarik ikan,Rani berteriak padaku “ehh itu pancingnya ditarik ikan” lalu kutarik kailnya,berat sekali rasanya rupanya kali ini aku akan dapat ikan besar, tidak sengaja aku terpeleset oleh batu licin didepanku,lalu aku terjatuh masuk ke kolam.Seketika aku terbangun dari tidurku, bajuku sudah basah seperti keujanan,rupaya adikku Rendy menyiramku air ke badanku.
“Wooy bangun Kak,udah siang mau sekolah engk udah jam 7”
“Rese kamu yaa dik,lagi enak-enak tidur diganggu ahh mimpinya sampe mana tadi”
“Habis kakak ndak mau bangun-bangun,ini juga ibu yang nyuruh weeekk,” sambil mengejek
“Awas kamu ya” aku sedikit kesal dengan Rendy,dengan terduyun-duyun aku menuju kamar mandi untuk mandi, setelah berseragam lengkap aku siap berangkat,lalu aku baru teringat pada cerpenku,”aduh belum selesai lagi,aahh bodo lahhh” dan aku lalu berangkat saja tanpa memperdulikanya,Bel telah berbunyi,semua murid masuk kelas masing-masing.Pagi ini rupanya kelasku kedatangan murid baru,pindahan dari SMA 3 Bandar Lampung. Pak guru mempersilah anak itu untuk masuk,dan alangkah kagetnya aku aku, ternyata anak pindahan itu mukanya sangat mirip sekali dengan Rani. Aku hanya bisa diam,dan terheran-heran. Ternyata gadis dalam mipiku semalam benar-benar ada dan nyata.


Tamat